Jagadbuwana - Kota Temanggung merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di dataran tinggi Dieng. Kota ini memiliki sejarah yang panjang dan berliku, yang dimulai pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Awal Mula
Pada abad ke-9, wilayah Temanggung merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Wilayah ini merupakan daerah hutan belantara yang dihuni oleh berbagai macam hewan liar. Pada masa itu, Temanggung belum memiliki permukiman penduduk yang permanen.
Prasasti Wanua Tengah III
Pada tahun 908 M, Prasasti Wanua Tengah III ditemukan di Desa Gandulan, Kecamatan Kaloran, Temanggung. Prasasti ini menyebutkan bahwa wilayah Temanggung pada masa itu merupakan daerah kademangan yang gemah ripah loh jinawi. Kademangan ini dipimpin oleh seorang kepala yang disebut rakryan. Prasasti ini merupakan bukti tertulis tertua yang menyebutkan nama Temanggung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa wilayah Temanggung pada masa itu telah memiliki permukiman penduduk yang permanen.
Penyebaran Agama Islam
Pada abad ke-16, wilayah Temanggung menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit. Pada masa ini, Temanggung menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa Tengah. Salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Temanggung adalah Sunan Geseng. Sunan Geseng merupakan salah satu walisongo yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah. Sunan Geseng mendirikan sebuah pesantren di Desa Candisari, Kecamatan Temanggung. Pesantren ini menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Temanggung.
Pemerintahan Belanda
Pada tahun 1831, Belanda mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, Temanggung. Pada masa ini, Temanggung mulai berkembang menjadi kota. Raden Tumenggung Djojonegoro membangun infrastruktur di Temanggung, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Ia juga memindahkan ibu kota Kabupaten Menoreh dari Parakan ke Temanggung. Pada tahun 1906, Temanggung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Pemerintah Hindia Belanda. Status gemeente ini memberikan otonomi yang lebih luas kepada Temanggung untuk mengatur pemerintahan dan pembangunannya.
Perkembangan Kota
Sejak mendapat status gemeente, Temanggung terus berkembang menjadi kota. Kota ini menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan budaya di wilayah Temanggung. Pada masa kemerdekaan, Temanggung menjadi salah satu kota yang menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1945, terjadi peristiwa Pertempuran Temanggung, yaitu peristiwa pertempuran antara rakyat Indonesia melawan pasukan Jepang. Sejak kemerdekaan, Kota Temanggung terus berkembang menjadi salah satu kota di Jawa Tengah. Kota ini menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan budaya di wilayah Temanggung.